Selasa, 14 Mei 2013

Ka'bah is beautiful

Ka’bah merupakan salah satu simbol agama Islam paling utama. Waktu shalat, Muslim menghadapkan diri ke arah kubus kecil di tengah Masjidil Haram ini, jenazah juga dihadapkan ke Kabah, dan setiap Muslim berkewajiban mengunjungi Kabah sebagai haji, sesuai dengan perintah yang ditetapkan dalam Qurʾan.
Sebelum munculnya Islam, Kabah merupakan situs suci bagi semua keyakinan dan tempat ziarah bagi orang di seluruh Jazirah Arab. Quran mengatakan bahwa Ibrahim dan Ismail-lah yang membangun pondasi Kabah. Kemudian Kabah telah hancur, rusak, dan kemudian dibangun kembali beberapa kali.
Jadi Kabah adalah warisan peninggalan umat sebelum Islam. Dalam Kabah sedikitnya ada dua nilai peninggalan kaum kafir Mekah, yaitu Hijr Ismail dan pintu Kabah. Hijir Ismail sebenarnya merupakan bagian dari Kabah, namun karena terbatasnya sumberdaya waktu itu oleh masyarakat Mekah Hijir Ismail tidak dibangun masuk di dalam struktur Kabah. Kedua, pintu Kabah dibuat tinggi dimaksudkan agar tidak semua orang bisa masuk dan hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk Kabah.
Rasulullah salallohu alaihi wasallam, sebagaimana tertulis dalam hadist Ibnu Majah Nomor 2955 Bab Tawaf di Hijir Ismail secara eksplisit mengungkapkan bahwa beliau berkeinginan untuk merehab dua nilai dalam Kabah itu. Nabi ingin Hijir Ismail dimasukkan dalam struktur bangunan Ka’bah dan menjadikan pintu Kabah ada di dasar lantai agar semua orang bisa masuk. Namun niat ini tidak beliau laksanakan karena kuatir tindakan beliau merubah Kabah sesuai keinginannya dapat menyinggung perasaan orang-orang kafir atau orang-orang yang baru masuk Islam, dan dikuatirkan akan terjadi gesekan sosial dalam masyarakat Arab.
Alhasil, Ka’bah saat ini dibiarkan tidak berubah sebagaimana peninggalan kaum kafir Mekah dan hanya orang-orang tertentu, para pejabat dan tamu Negara, yang dapat memasukinya. Jamaah Haji ketika tawaf, mengelilingi Kabah, melewatkan / menghindari Hijr Ismail karena Hijr Ismail hakikinya adalah bagian dari Kabah.
Islam agama yang mengagungkan keesaan Allah dan anti kemusrikan namun Islam juga toleran terhadap nilai-nilai masyarakat lokal selagi tidak melanggar peraturan-peraturan Allah yang ditetapkan dalam Al-Quran. Apabila Rasulullah salallahu alaihi wassalam sebagai panutan umat Islam seluruh dunia begitu tenggang rasa terhadap umat non Muslim dan mengutamakan keharmonisan masyarakat daripada memaksakan kehendak sendiri, bagaimana dengan kita umat Islam jaman sekarang?

Hadist Ibnu Majah No. 2955 Kitabu Manasik Bab Tawaf di Hijr Ismail

… dari Aisyah mengatakan:”Aku bertanya pada Rasulullah salallohu alaihi wassalam masalah Hijr Ismail”.
Nabi menjawab,”Dia (Hijir Ismail) merupakan bagian dari Kabah”.
Aku bertanya:”Kenapa mereka (Warga Mekah) tidak memasukkannya ke dalam Kabah?”.
Nabi menjawab:”Karena mereka kekurangan biayanya”. Aku bertanya:”Kenapa pintunya tinggi, tidak bisa dimasuki kecuali dengan tangga?”
Nabi menjawab:”Itulah perbuatan masyarakatmu agar mereka memasukkan orang-orang yang dikehendaki dan melarang yang tidak diizini”.
Dan seandainya tidak baru saja mereka masuk Islam, aku (Nabi) kuatir jika hati mereka lari (murtad), niscaya aku melihat Kabah telah aku rubah, maka aku memasukkan ke dalam Kabah apa-apa yang tertinggal darinya (Hijr Ismail), dan pintunya aku buat di lantai”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar