MENUJU
HASIL 100% UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA
Perkembangan pendidikan di Indonesia
yang masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan memberikan dampak negatif
terhadap beberapa hasil Ujian Nasional (UN) yang kurang memuaskan. Hal itu
disebabkan karena banyak faktor yang mungkin ada dalam siswa yang diajarkan
atau guru yang mengajarkan.
Ujian Nasional yang sudah berlangsung
sejak 2005 masih memiliki banyak kendala yang mungkin harus diselesaikan. Hal
yang pokok didalamnya adalah tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia. Rata-rata
nilai UN 2011 se-SMA banyak yang “jeblog” di Bahasa Indonesia. Kita sudah tahu
bahwa ini merupakan fakta nasional.
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas)
M Nuh mengungkapkan, dalam evaluasi hasil UN SMP/MTs, khususnya dari distribusi
nilai akhir tiap mata pelajaran, diketahui bahwa nilai mata pelajaran Bahasa
Indonesia paling rendah apabila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Kondisi rendahnya nilai UN Bahasa Indonesia ini sama dengan hasil nilai UN
untuk jenjang SMA.
Kesimpulan evaluasi mengenai hasil UN
mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sangat rendah tersebut disebabkan karena
kurangnya kemampuan dalam membaca. Apalagi soal-soal Bahasa Indonesia umumnya
diawali dengan soal bacaan. Mungkin karena terburu-buru waktu atau belum
terbiasa membaca cepat. Apalagi jawaban dari soal-soal Bahasa Indonesia, kalau
tidak sempurna pemahamannya, akan kesulitan memilih antar-jawaban karena jawabannya
mirip-mirip.
Kesulitan lain yang dapat diselesaikan dengan cara sama
adalah mengubah sajian grafik, tabel, atau bagan, menulis karya ilmiah
sederhana, membedakan fakta dan opini, dan menemukan masalah utama dari
beberapa berita yang bertopik sama.
Ada beberapa kiat dalam menjawab pertanyaan UN, di antaranya
adalah menguasai dengan baik kaidah kebahasaan, memahami soal, dan membaca soal
sekilas kemudian mencermatinya kembali. Selain itu siswa haruslah menggunakan
penalaran yang tajam agar tidak terkecoh permainan kata dalam soal. Sumber
gagalnya siswa menjawab soal yang benar ada pada beda interpretasi antara siswa
dan penulis soal.
Maka dari itu dalam pencapaian hasil 100% ujian nasional
dibutuhkan berbagai penyelesaian dari masalah agar mendapat nilai sempurna.
Banyak anggapan kalau ujian nasional bahasa Indonesia tidak harus belajar. Hal
itu mungkin yang harus diwaspadai seharusnya siswa belajar tentang soal-soal
dan belajar teliti dalam mejawabnya.
Dibutuhkan banyak usaha dan kemauan untuk mendapatkan hasil
ujian nasional yang maksimal. Di samping itu juga perlu motivasi dari pihak
luar terutama guru dalam memberikan pelajaran bahasa Indonesia. Menurut saya,
guru bahasa Indonesia harus yakin dan mantap dalam teori dan aplikasi di dalam
memberikan pengajaran pada siswa. Selain itu, perlunya kreativitas guru bahasa
Indonesia agar tidak bersifat subjektif belaka dan terkesan membosankan. Maka
dari itu antara siswa dengan guru harus memiliki hubungan baik agar mereka bisa
mencapai hasil 100% terutama mata pelajaran bahasa Indonesia. Marilah kita
berjuang bersama untuk meraih hasi maksimal ujian nasional.
Terima Kasih Atas Informasinya
BalasHapusTerima Kasih Atas Informasinya
BalasHapus