Selasa, 14 Mei 2013

MENUJU HASIL 100% UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA

MENUJU HASIL 100% UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA

Perkembangan pendidikan di Indonesia yang masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan memberikan dampak negatif terhadap beberapa hasil Ujian Nasional (UN) yang kurang memuaskan. Hal itu disebabkan karena banyak faktor yang mungkin ada dalam siswa yang diajarkan atau guru yang mengajarkan.
Ujian Nasional yang sudah berlangsung sejak 2005 masih memiliki banyak kendala yang mungkin harus diselesaikan. Hal yang pokok didalamnya adalah tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia. Rata-rata nilai UN 2011 se-SMA banyak yang “jeblog” di Bahasa Indonesia. Kita sudah tahu bahwa ini merupakan fakta nasional.
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengungkapkan, dalam evaluasi hasil UN SMP/MTs, khususnya dari distribusi nilai akhir tiap mata pelajaran, diketahui bahwa nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia paling rendah apabila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Kondisi rendahnya nilai UN Bahasa Indonesia ini sama dengan hasil nilai UN untuk jenjang SMA.
Kesimpulan evaluasi mengenai hasil UN mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sangat rendah tersebut disebabkan karena kurangnya kemampuan dalam membaca. Apalagi soal-soal Bahasa Indonesia umumnya diawali dengan soal bacaan. Mungkin karena terburu-buru waktu atau belum terbiasa membaca cepat. Apalagi jawaban dari soal-soal Bahasa Indonesia, kalau tidak sempurna pemahamannya, akan kesulitan memilih antar-jawaban karena jawabannya mirip-mirip.
Kesulitan lain yang dapat diselesaikan dengan cara sama adalah mengubah sajian grafik, tabel, atau bagan, menulis karya ilmiah sederhana, membedakan fakta dan opini, dan menemukan masalah utama dari beberapa berita yang bertopik sama.
Ada beberapa kiat dalam menjawab pertanyaan UN, di antaranya adalah menguasai dengan baik kaidah kebahasaan, memahami soal, dan membaca soal sekilas kemudian mencermatinya kembali. Selain itu siswa haruslah menggunakan penalaran yang tajam agar tidak terkecoh permainan kata dalam soal. Sumber gagalnya siswa menjawab soal yang benar ada pada beda interpretasi antara siswa dan penulis soal.
Maka dari itu dalam pencapaian hasil 100% ujian nasional dibutuhkan berbagai penyelesaian dari masalah agar mendapat nilai sempurna. Banyak anggapan kalau ujian nasional bahasa Indonesia tidak harus belajar. Hal itu mungkin yang harus diwaspadai seharusnya siswa belajar tentang soal-soal dan belajar teliti dalam mejawabnya.
Dibutuhkan banyak usaha dan kemauan untuk mendapatkan hasil ujian nasional yang maksimal. Di samping itu juga perlu motivasi dari pihak luar terutama guru dalam memberikan pelajaran bahasa Indonesia. Menurut saya, guru bahasa Indonesia harus yakin dan mantap dalam teori dan aplikasi di dalam memberikan pengajaran pada siswa. Selain itu, perlunya kreativitas guru bahasa Indonesia agar tidak bersifat subjektif belaka dan terkesan membosankan. Maka dari itu antara siswa dengan guru harus memiliki hubungan baik agar mereka bisa mencapai hasil 100% terutama mata pelajaran bahasa Indonesia. Marilah kita berjuang bersama untuk meraih hasi maksimal ujian nasional.

2 komentar: