Selasa, 22 Januari 2013

MENAHAN NAFSU DI BULAN PUASA APA SUSAHNYA??

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan nikmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sebab pada kesempatan ini. kita masih diberi waktu untuk bertemu di bulan Ramadhan yang dimuliakan oleh Allah Swt, Bulan di mana Allah akan memberikan rahmat pada 10 hari pertama, maghfirah pada 10 ke dua, dan pembebasan dari api neraka pada sepuluh hari yang terakhir.
Selanjutnya, marilah kita membaca sholawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw. Dan marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan cara menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangannya. Salah satu bentuk ketakwaan pada bulan yang penuh berkah ini, adalah menahan hawa nafsu. Manusia harus bisa menundukkan hawa nafsunya sehingga nafsu itu taat kepada perintah Aliah dan rasul-Nya, bukan sebaliknya manusia yang ditundukkan oleh hawa nafsunya sehingga ia menjadi budak yang diperintah olehnya. Dan barangsiapa berhasil menundukkan hawa nafsu berarti dia memperoleh kemenangan:
Allah berfirman:
Artinya: "Maka barangsiapa yang durhaka dan mengutamakan kehidupan dunia, sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Allah (Tuhannya) dan menahan dirinya dari gejolak nafsunya, sesungguhnya surgalah tempat diamnya. " (QS. An-Nazi 'at (79) ayat: 37-41)
Bahwa hanya orang yang takut kepada Allahlah yang dapat menahan hawa nafsunya. Hal itu merupakan perwujudan nilai ketakwaan dan puasa itu menggerakkan kita untuk menggapai jiwa muttaqien. Sebagaimana firman Allah

Menahan nafsu ini merupakan inti dari puasa apalagi saat ini kebutuhan hidup cukup tinggi. Sementara kita dituntut untuk berpuasa melaksanakan perintah Allah. Belum lagi menghadapi lebaran. Sungguh berat untuk melaksanakan, tapi apabila kecintaan kita kepada Ramadhan tinggi, tentu tidak menyurutkan untuk selalu beramal yang lebih baik dengan mengekang hawa nafsu untuk tidak tergoda kemewahan kehidupan dunia semata. Maka agar nafsu itu dapat menahan perbuatan keji dan munkar dapat dipagari dengan perbuatan-perbuatan sesuai sabda Rasul:
Surga itu cinta empat perkara:
1. Membaca al-Qur'an, memahami, mengumalkan kemudian menjadikan pedoman hidup sehari-hari seperti Rasulullah Muhammad Saw. yang menjadikan al-Qur'an sebagai akhlaknya
2. Menjaga lisan dari dusta, ingkar janji, menggunjing dan mengadu domba.
3. Memberi makan fakir miskin pada bulan puasa. Ini merupakan semangat dari surat al-Ma 'un.
4. Orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan puasa secara jasmaniyah dan rohaniyah

Nafsu agar tidak liar, dapat dipagari dengan empat hal tersebut di atas.
Semoga di bulan suci ini Allah Swt. selalu memberi kekuatan iman dan taqwa sebagai mesin pendorong untuk beramal saleh, sehingga dalam perilaku hidup ini dibimbing oleh nafsu muthmainnah. Allah Swt berfirman dalam kalam sucinya yang berbunyi

Artmya: "Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan penuh ridha lagi diridhai. " (QS. Al-Fajr: 27-28)
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, menahan hawa nafsu merupakan bagian dari taqwa.
Kedua, untuk mengekang hawa nafsu dapat dilakukan dengan menjadikan al-Qur'an sebagai pedoman hidup, menahan lisan dari adu domba, khianat, maupun dusta. Di samping itu, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin, serta berpuasa pada bulan Ramadhan, karena pada bulan ini, Allah melipatgandakan amal sholih

Hawa nafsu adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu baik itu berupa kebaikan atau keburukan. Setiap ayat Al Qur’an yg menyebutkan tentanghawa nafsu selalu dalam bentuk pencelaan di samping mengingatkan agar kita tidak mengikuti dan cenderung kepadanya.


Demikian halnya dgn hadits nabawi jika berbicara mengenai hawa nafsu senantiasa mengatakannya sebagai hal yg tercela. Kecuali pada sebagian hadits misalnya sabda Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam “Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sehingga hawa nafsunya tunduk terhadap apa yg aku bawa.” Hawa nafsu adl sesembahan selain Allah yg paling buruk. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Di kolong langit ini tidak ada tuhan yg disembah yg lbh besar dalam pandangan Allah selain dari hawa nafsu yg dituruti.” Yang demikian itu krn hawa nafsu mampu mengubah banyak jiwa manusia dari baik menjadi buruk dari adil menjadi zhalim dari tauhid menjadi syirik dari lurus menjadi bengkok dan dari sunnah menjadi bid’ah.

Oleh sebab itu para ahli bid’ah disebut dgn hamba hawa nafsu. “Maka pernahkah kamu melihat orang yg menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yg akan memberinya petunjuk sesudah Allah . Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” . “Terangkanlah kepadaku tentang orang yg menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadikan pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tak lain hanyalah seperti binatang ternak bahkan lbh sesat jalannya .”

Dalam Al Qur’an terkadang Allah Ta’ala mengumpamakan para ahli bid’ah dan yg selalu memperturutkan hawa nafsunya dgn anjing keledai atau dgn binatang ternak. “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yg telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat kami kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan maka jadilah dia termasuk orang-orang yg sesat. Dan kalau Kami menghendaki sesungguhnya kami tinggikan dgn ayat-ayat itu tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yg rendah maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya . Demikian itulah perumpamaanorang-orang yg mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yg mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zhalim. ” . Di ayat lain Allah Ta’ala berfirman “Seakan-akan mereka itu keledai liar yg lari terkejut lari dari singa.”

Allah Ta’ala memperingatkan nabi-Nya Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam supaya tidak menuruti hawa nafsu orang-orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman “Maka krn itu serulah dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah “Aku beriman kepada semua kitab yg diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu sekalian.” Juga agar tidak mengikuti hawa nafsu orang-orang yahudi dan nashrani. “Orang-orang yahudi dan nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk .” Dan sesungguhnya jika kamu mengikutihawa nafsu mereka setelah pengetahuan datang kepadamu maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ”

Selanjutnya Allah menjelaskan penyimpangan dan kebejatan orang-orang musyrik dalam firmanNya “Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang yg diberi Al Kitab semua ayat mereka tidak akan mengikuti kiblatmu dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Dan sebagian merekapun tidak akan meng-ikuti kiblat sebagian yg lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang ilmu kepadamu sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yg zhalim.”

Allah memerintahkan melalui kitab dan lisan RasulNya agar kita menentukan hukum di antara manusia dgn adil. Di samping memperingatkan kita agar tidak mengikuti hawa nafsu dgn cenderung kepada salah seorang yg berselisih secara tidak benar. “Wahai orang-orang yg beriman jadilah kamu orang yg benar-benar penegak keadilan menjadi saksi krn Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin maka Allah lbh tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikutihawa nafsu krn ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan atau enggan menjadi saksi maka sesungguhnya Allah adl Maha Mengetahui segala apa yg kamu kerjakan.”

Allah memberitahukan bahwa mengikuti hawa nafsu akan menyesatkan seseorang dari jalanNya. “Hai Daud sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi maka berilah keputusan di antara manusia dgn adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu maka ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” Kemudian Allah menjelaskan kesudahan orang-orang yg tersesat dari jalanNya dgn firmanNya “Sesungguhnya orang-orang yg sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yg berat krn mereka melupakan hari perhitungan.”

Dalam Al Musnad dijelaskan bahwa Anas Radhiallahu ‘Anhu berkata Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Ada tiga buah perkara yg mem-binasakan dan tiga perkara lain yg menyelamatkan. Adapun yg membi-nasakan yaitu; kikir yg dituruti hawa nafsu yg diikuti dan ‘ujub terhadap diri sendiri. Sedangkan yg menyelamatkan yaitu bertakwa kepada Allah baik dalam keadaan rahasia atau terang-terangan adil ketika marah atau ridha dan berlaku sederhana baik ketika miskin atau kaya.”

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin menyebutkan “Sesungguhnya orang yg mengikuti hawa nafsunya tidak berhak utk ditaati tidak boleh menjadi imam dan tidaka boleh diikuti. Allah Ta’ala memecatnya dari imamah serta melarang kita mentaatinya.” Adapun pemecatannya dari imamah adl berdasarkan firman Allah Ta’ala “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia” Ibrahim berkata dari keturunanku. Allah berfirman “JanjiKu ini tidak mengenai orang-orang yg zhalim.”
Dan tiap orang yg mengikuti hawa nafsunya tanpa diragukan lagi ia adl termasuk orang-orang yg zhalim Allah berfirman “Tetapi orang-orang yg zhalim mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan.” Adapun larangan mentaati orang yg mengikuti hawa nafsu terdapat dalam firman Allah “Dan janganlah kamu mengikuti orang yg hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adl keadaannya itu melewati batas.”

Dalam kitab yg sama Ibnul Qayyim berkata “Sesungguhnya hawa nafsu itu adl suatu larangan yg dengannya sekeliling neraka Jahannam dikitari. Maka barang siapa terjerumus ke dalam hawa nafsu maka ia terjerumus kedalam api Jahannam. Disebutkan dalam Shahihain bahwasanya Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Surga itu dikelilingi dgn hal-hal yg dibenci dan neraka itu dikelilingi dgn berbagai syahwat.” Dalam sebuah hadits marfu’ dari Abu Hurairah diriwayatkan “Ketika Allah menciptakan surga Ia mengutus Jibril ke sana. Allah berfirman “Lihatlah ke sana dan lihatlah apa-apa yg Aku sediakan utk para penghuninya.” Lalu Jibril mendatangi dan melihatnya juga melihat apa yg disediakan Allah utk para penghuninya lalu ia berkata “Demi kemuliaan dan keagunganMu tidaklah salah seorang dari hambaMu mendengar tentang beritanya kecuali memasukinya.”
Kemudian Allah memerintahkannya sehingga ia dikelilingi dgn hal-hal yg dibenci lalu Allah berfirman kepada Jibril “Kembalilah dan lihatlah surga.” lalu ia kembali dan melihat kepadanya sedang ia telah dikelilingi dgn hal-hal yg dibenci maka Jibril berkata “Demi kemuliaan dan keagunganMu sungguh aku takutkan tak seorangpunakan memasukinya. Lalu Allah berfirman kepadanya “ Pergilah ke neraka dan lihatlah ia sekaligus apa yg Kusediakan utk para penghuninya.”
Lalu Jibril datang melihat neraka dan apa yg disediakan utk para penghuni nya. Neraka itu sebagiannya tersusun atas sebagian yg lain ia lalu berkata “Demi kemuliaan dan kebesaranMu tidaklah seseorang mendengar tentang-nya kemudian memasukinya.” Kemudian Allah menyuruhnya lalu neraka itu dikelillingi dgn shahwat lalu Allah berfirman kepada Jibril “Kembali dan lihatlah padanya. ” Kemudian Jibril kembali melihat neraka lalu ia berkata “Demi kemuliaan dan keagunganMu sungguh aku takutkan tak seorangpun akan selamat dari padanya.” Imam Tirmidzi berkata hadits ini adalah hasan shahih.

Ibnul Qayyim dalam soal keutamaan melawan hawa nafsu berkomentar “Sesungguhnya melawan hawa nafsu bagi seorang hamba melahirkan suatu kekuatan di badan hati dan lisannya.” Sebagian salaf berkata “Orang yg bisa mengalahkan nafsunya lbh kuat daripada orang yg menaklukkan sebuah kota dgn seorang diri.” Dalam hadits shahih disebutkan “Tidaklah orang yg kuat itu yg menang dalam bergulat tetapi orang yg kuat adl orang yg dapat menguasai hawa nafsunya ketika ia marah.”
Semoga Allah menjauhkan kita dari kesalahan kealpaan dan cinta kepada hawa nafsu. Semoga pula Ia menjadikan kita di antara orang-orang yg takut dan bertakwa kepadaNya. Amin ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar