Menanamkan dan membimbing kebaikan bagi si buah hati semenjak ia
masih kecil adalah perkara yang indah. Dengan itu, ia akan mengawali
catatan pada lembaran putih kehidupannya dengan
kedekatan kepada Allah Azza wa Jalla. Bimbingan yang dilakukan harus
ditempuh secara bertahap, dimulai dari pengenalan adab-adab
(ajaran-ajaran Islam) yang mendasar namun memiliki pengaruh besar yang
begitu mendalam seperti yang tertuang dalam hadits berikut:
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْناَءُ سَبْعِ سِنِيْنَ،
وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَْبْناَءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقوُاْ
بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ
Perintahkanlah anak kalian untuk
shalat ketika mereka mencapai umur tujuh tahun, pukullah mereka karena
(meninggalkan) shalat setelah mencapai sepuluh tahun, dan pisahkanlah
tempat tidur mereka [Shahîh Sunan Abu Daud no: 465, 466]
Seorang anak dididik untuk selalu mengingat Allah Azza wa Jalla ,
berdzikir dan saling mendoakan dalam berbagai kondisi sekalipun dia
masih kecil. Contohlah pula keteladanan Nabi Ibrâhîm Alaihissallam yang
diabadikan dalam kitab suci al-Qur`ân. Pada saat beliau Alaihissallam
mendampingi putranya Ismâ`îl Alaihissallam (dalam berdoa), maka keduanya
berdoa kepada Allah Azza wa Jalla :
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا
مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا
مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Ya Allah, jadikanlah kami berdua dan anak keturunan kami berserah diri
kepada-Mu. Tunjukkanlah kepada kami ibadah serta ampunilah kami, sungguh
Engkau Maha memberi taubat lagi Maha Penyayang [al-Baqarah/2:128]
Kita semua telah mengetahui banyak hal tentang keutamaan doa. Berdoa
adalah ibadah yang paling mudah mengidentifikasikan penghambaan diri
seorang manusia. Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
menegaskan bahwa doa adalah ibadah. Dan karena keagungan makna ibadah
dalam berdoa sampai Allah Azza wa Jalla murka terhadap orang-orang yang
meninggalkan ibadah agung ini. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Rabmu berkata, “Berdoalah kepada-Ku, sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari berdoa kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina. [Ghâfir/40:60]
Dengan demikian, maka
diantara sekian banyak petunjuk Islam yang sepatutnya diajarkan oleh
kedua orang tua kepada anaknya adalah penanaman pada diri mereka untuk
selalu bertauhid, berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla , berdoa dan
memohon hanya kepada Allah Azza wa Jalla dalam segala hal.
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggariskan keteladanan yang baik
saat beliau menanamkan kemuliaan doa pada diri kemenakannya, ‘Abdullah
bin `Abbâs Radhiyallahu anhuma yang masih berusia belia. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, "Wahai anak kecil,
sungguh aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat; "Jagalah (hukum) Allah,
niscaya Allah akan menjagamu. Peliharalah (hak) Allah , maka engkau
akan mendapatkan (pertolongan) Allah di hadapanmu. Jika engkau meminta
(berdoa), maka memintalah hanya kepada Allah. Dan jika engkau mencari
pertolongan, maka mintalah pertolongan dari Allah. Ketahuilah,
sesungguhnya apabila semua manusia berkumpul untuk memberikanmu suatu
manfaat, maka tidaklah hal itu terjadi melainkan apa yang telah Allah
tetapkan bagimu. Dan apabila mereka bersatu untuk mencelakakannmu dengan
sesuatu, maka mereka tiada dapat melakukannya melainkan apa yang telah
Allah tentukan untukmu. Pena telah terangkat dan lembaran (takdir) telah
mengering [Shahîh Sunan at-Tirmidzi no: 2043]
Berbahagialah
orang tua yang berhasil mencetak generasi shalih dari anak keturunannya,
yang taat kepada Allah Azza wa Jalla , yang mendoakan kebaikan bagi
kedua orang tuanya, sekalipun mereka telah meninggal dunia. Sesungguhnya
doa baik seorang anak bagi orang tuanya adalah investasi jangka
panjang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَـطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ :
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفِعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ
يَدْعُوْ لَهُ
Apabila seorang anak adam meninggal dunia, maka
terputuslah semua (pahala) amalnya. Kecuali tiga perkara: shadaqah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoa kebaikan
untuknya". [HR. Muslim no. 4223]
Hadits ini menjelaskan bahwa
anak shalih yang mendoakan kebaikan bagi kedua orang tuanya, maka berkah
doa itu akan mengalir sekalipun keduanya telah meninggal dunia. Maka
biar tidak sampai terlambat, marilah kita bersemangat menanamkan tauhid
pada diri anak-anak kita, menguatkan hubungan dan ketergantungan mereka
hanya kepada Allah Azza wa Jalla , mengajak mereka dalam berbagai
ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan mengajari mereka akan keagungan
makna doa seorang Mukmin kepada Rabb-nya, karena Allah Azza wa Jalla
mencintai hamba-hamba yang banyak berdoa kepada-Nya.
PELAJARAN HIKMAH YANG DAPAT DIPETIK
1. Anak adalah nikmat Allah Azza wa Jalla yang dititipkan sekaligus
diujikan kepada setiap kedua orang tua. Menjaga anak adalah sebuah
kewajiban yang tak terelakkan.
2. Setiap anak memiliki hak
untuk dibimbing oleh kedua orang tuanya, agar mejadi anak yang shalih
dan berbakti kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta kepada kedua orang
tuanya.
3. Setiap orang tua pastilah mendambakan anak-anak yang
shalih sebagai penghibur hati penyejuk pandangan, mendamaikan jiwa dan
menentramkan pikiran. Maka hendaknya orang tua bersemangat menjadikan
mereka anak-anak yang shalih.
4. Membimbing anak selayaknya
dilakukan semenjak kecil sehingga ia akan tumbuh di atas kebaikan yang
mengakar sampaipun kedua orang tuanya telah tiada.
5. Ajarkan
anak untuk dekat dengan Allah Azza wa Jalla melalui berbagai ibadah,
termasuk ibadah berdoa yang merupakah ibadah mulia.
6. Ajaran
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan praktek nyata generasi Salaf
dalam mendidik anak pastilah cermin terbaik dan mendatangkan segala
kebaikan.
7. Anak dapat menjadi investasi kebaikan jangka
panjang di akherat, selama mereka terdidik untuk berbakti kepada kedua
orang tua dan tertanam pada kalbu mereka akan pentingnya berdoa kepada
Allah Azza wa Jalla dalam setiap keadaan.
8. Tidak ada
terlambat untuk menanamkan kepada anak-anak kita berbagai kebaikan agar
senantiasa dekat dengan Allah Azza wa Jalla dengan ibadah dan berdoa.
Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan kita semua berilmu, mengamalkan ilmu serta mengajak orang lain untuk mengamalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar